Trubus.id -- Beberapa spesies mamalia bersisik yang hanya ada di Asia dan Afrika sudah nyaris punah. Sebanyak delapan spesies trenggiling yang tersisa sekarang berada dalam daftar International Union for Conservation of Nature’s (IUCN) sebagai hewan yang terancam punah
Bahkan tahun lalu, Convention on International Trade in Endangered Species menyatakan hewan ini memperoleh perlindungan tingkat tinggi dari perdagangan ilegal karena jumlahnya yang semakin berkurang.
Namun ternyata status trenggiling yang terancam punah tak menciutkan nyali para pemburu. Trenggiling sampai saat ini tetap menjadi hewan yang paling banyak diperdagangkan secara illegal.
Hewan ini menjadi perburuan favorit karena warga China meyakini hewan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai obat baik sisik maupun dagingnya.
Beberapa hari lalu, petugas pabean China menyita sebanyak 11,9 ton trenggiling di pelabuhan Shenzhen. Seperti ditulis Xinhua, jumlah trenggiling tersebut diperkirakan sebanyak 30 ribu ekor. Ini adalah rampasan tersebesar sepanjang sejarah China.
Untuk membuat para pelaku jera, pihak berwenang telah menaikkan denda dan memberlakukan peraturan yang lebih ketat mengenai perdagangan hewan langka.
Peristiwa ini tentu saja bukan pertama kalinya. Tahun lalu, dua penyelundup trenggiling dihukum lima tahun penjara dan denda senilai sekitar 300 juta rupiah.
Trenggiling tersebut dimasukkan ke dalam tas yang dimasukkan ke salam container. Perlu waktu 4 bulan untuk menangkap pelaku perdagangan hewan ilegal tersebut. [KW]
0